Friday, October 14, 2011

Inovasi, Agar Bisnis Tak Usang

Sudah menjadi rahasia umum jika inovasi adalah “darah” kehidupan bagi ekonomi global. Tak heran jika gagasan kreatif selalu menjadi strategi yang diandalkan perusahaan di dunia

Para chief executive officer (CEO) perusahaan senantiasa selalu mengedepankan inovasi dalam menjalankan bisnis. Istilahnya, tanpa inovasi, perusahaan akan mati perlahan. Wajar jika akhirnya ide-ide revolusioner bakal mampu mengangkat industri di kancah global. Artinya, inovasi adalah sebuah perubahan.

Setiap perusahaan di dunia selalu dituntut melakukan perubahan dalam menghadapi perkembangan bisnis yang terus bergerak. Karena itu, setiap perusahaan (khususnya yang terkemuka) selalu berlomba mengembangkan inovasi,baik untuk sektor sumber daya manusia hingga produk.

Apalagi, masyarakat selalu menunggu dan menilai inovasi yang dilakukan perusahaan. Fakta inilah yang membuat majalah Forbes selalu melansir daftar perusahaan paling inovatif di dunia yang bertajuk "100 Most Innovative Companies."

Dalam daftar yang dikeluarkan 20 Juli lalu setidaknya ada empat hal yang menjadi pertimbangan. Pertama adalah rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan yang dihitung selama lima tahun terakhir. Kedua, rata-rata pertumbuhan laba bersih yang diperoleh perusahaan yang juga di hitung dalam lima tahun terakhir.

Dua kategori ini dihitung berdasarkan persentase masing-masing. Kemudian dua indikator lain yang juga dinilai dalam melihat inovasi perusahaan adalah nilai perusahaan itu sendiri yang berupa kapitalisasi pasar ditambah utang bersih dan inovasi premium.

Inovasi premium adalah kategori yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak investor menawar harga saham perusahaan di atas nilai bisnis yang ada. Penawaran itu didasarkan dari hasil inovatif ekspektasi masa depan, baik untuk produk baru, jasa, dan pasar.

Dalam penilaian ini setiap perusahaan yang masuk dalam daftar harus memiliki minimal USD10 miliar dalam kapitalisasi pasar. Di samping itu, perusahaan sedikitnya harus mengeluarkan 1% dari aset dasar untuk kebutuhan pada riset dan pengembangan.

Hal yang juga menjadi sorotan dalam penilaian yaitu bagaimana perusahaan memiliki data publik untuk tujuh tahun terakhir. Lalu, dalam menghitung nilai inovasi premium dilakukan beberapa tahap perhitungan. Salah satunya dengan melihat pendapatan perusahaan dari bisnis yang ada.

Ditambah pertumbuhan yang diantisipasi dari bisnis dan melihat nilai bersih (net present value/NPV) dari arus kas. Forbes membandingkan NPV arus kas dari bisnis yang ada dengan kapitalisasi pasar saat ini.

Bagaimana perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas NPV dari arus kas mampu membangun inovasi ke saham mereka. Penilaian Forbes juga didasarkan pada pilihan eksekutif tentang perusahaan yang menurut mereka paling inovatif.

Kemudian di samping itu, metode penilaian bergantung pada penilaian investor untuk mengidentifikasi perusahaan yang mereka harapkan menjalankan inovasi saat ini dan di masa depan. Di antara sejumlah objek penilaian, beberapa perusahaan ternama dunia masuk di dalamnya seperti Amazon, Apple, dan Google.

Dalam daftar ini juga didapati Salesforce.com yang menempati peringkat teratas. Salesforce. com adalah pengelola jasa internet yang mulai banyak dilirik para pengguna chatting (chatter). Perusahaan ini mengambil posisi Facebook dan Twitter. Jika dilihat pada daftar 100 Most Innovative Companies yang dikeluarkan Forbes, hal paling penting dalam menentukan peringkat adalah investasi premium.

Dalam 100 daftar yang dikeluarkan majalah asal Amerika Serikat ini terlihat bahwa inovasi premium selalu berjenjang sesuai dengan pemeringkatan yang ada. Peringkat atas akan mempunyai angka investasi premium lebih besar dibanding peringkat di bawahnya.

Hal ini berbeda dengan tiga kategori lain, yaitu pertumbuhan penjualan, laba, dan nilai perusahaan. Perusahaan yang berada di peringkat atas belum tentu pada ketiga kategori tersebut lebih besar dibanding peringkat di bawahnya. Hal ini terlihat jelas dalam daftar lengkap yang dikeluarkan Forbes.

Artinya, pemeringkatan Forbes ini tidak berdasarkan besar-kecilnya perusahaan atau besar kecilnya laba yang diperoleh namun seberapa besar inovasi yang dilakukan. Contohnya, Salesforce.com yang bertengger di tempat teratas mempunyai pertumbuhan sebesar 39,5% selama lima tahun terakhir.

Sedangkan, laba bersih yang diterima perusahaan meningkat sebesar 78,7%. Nilai perusahaan Salesforce.com membubuhkan angka sebesar USD20,7 miliar dengan inovasi premium sebesar 75,1. Walau berada di peringkat utama, nilai perusahaan Salesforce.com jauh berada di bawah Amazon.com (2) yang memiliki nilai perusahaan USD92,7 miliar.

Lalu Apple (5) yang mengantongi nilai perusahaan USD303,4 miliar, dan Google (7) yang mengantongi nilai perusahaan USD138,1 miliar. Perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini mempekerjakan 5.306 pekerja dan dipimpin Marc Russell Benioff sebagai CEO.

Dalam peringkat daftar perusahaan terbesar yang dikeluarkan Forbes April lalu, perusahaan ini hanya berada di peringkat 1.733 dunia. Namun dengan inovasi yang dilakukan, Salesforce. com memberikan janji perkembangan yang menggiurkan. Sebagai CEO, Benioff mempunyai peran penting pada inovasi yang dilakukan Salesforce.com.

“Tugas saya adalah membimbing Salesforce. Saya tidak bisa duduk di kantor pusat dan berpura-pura berhubungan. Sangat memungkinkan bahwa apa yang sedang kita gunakan pada hari ini akan menjadi usang dalam beberapa tahun,” jelas Benioff.

Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis.html

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP