Saturday, November 23, 2013

Pentingnya Marketing Mix Dalam Berbisnis

Tak pernah dipungkiri bahwa pemasaran masih memiliki peran penting dalam sebuah bisnis. Dengan adanya pemasaran dapat membantu memberikan informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan sasaran pasar. Karena produk barang atau jasa akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi, jika kita dapat menyediakan apa yang konsumen butuhkan.

Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen membutuhkan konsep pemasaran yang biasa disebut dengan istilah marketing mix. Marketing mix merupakan kombinasi dari empat variable penting dari konsep pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Empat variable atau kegiatan inti tersebut meliputi produk ( product ), harga ( price ), tempat ( place ), dan promosi ( promotion ), dan biasa disingkat dengan 4P. Namun karena pemasaran bukan ilmu pasti, kini marketing mix telah berkembang sesuai dengan kondisi pasar menjadi 7P dimana 3P selanjutnya yaitu proses ( process ), orang ( people ), dan bukti fisik ( physical evidence ).

Berikut pembahasan singkat mengenai 7P pada marketing mix :

1. Product ( produk )
Product adalah segala sesuatu ( barang atau jasa ) yang ditawarkan kepada masyarakat untuk mendapatkan perhatian, pembelian, atau dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Bukan hanya kualitas produk yang dibutuhkan konsumen, namun sistem pelayanan yang diberikan dan desain produk yang menarik juga memberikan nilai lebih pada konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.

2. Price ( harga )
Price adalah sejumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa. Atau dapat juga diartikan sebagai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari produk atau jasa yang dibutuhkan. Harga merupakan salah satu variable marketing mix yang bersifat fleksibel, terkadang bisa stabil dalam beberapa waktu dengan harga tertentu namun bisa juga tiba – tiba meningkat atau turun tajam disesuaikan degan kondisi permintaan pasar.

3. Place ( tempat )
Place merupakan kegiatan bisnis untuk membuat produk atau jasa yang ditawarkan lebih mudah terjangkau oleh konsumen, dan dapat tersedia pada sasaran pasar yang tepat. Variabel tempat juga meliputi saluran distribusi untuk menjangkau konsumen yang tersebar luas. Sehingga beberapa perusahaan membuka kantor cabang di daerah – daerah untuk memudahkan konsumennya.

4. Promotion ( promosi )
Promotion adalah kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa pada pasar sasaran, untuk membangun persepsi pelanggan mengenai produka atau jasa yang ditawarkan. Konsep promosi yang biasa digunakan antara lain advertising, public relation, sales promotion, personal selling, serta direct marketing.

5. Process ( proses )
Process adalah serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memberikan produk atau jasa dengan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Suatu proses bisa berisi tentang metode atau prosedur yang diberlakukan untuk memperoleh produk yang dibutuhkan konsumen. Proses pelayanan yang cepat, mudah dan ramah memberikan nilai lebih konsumen terhadap suatu produk.

6. People ( orang )
People adalah semua orang yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk serta memberikan pelayanan produk kepada konsumen. Orang yang memproduksi dan memasarkan suatu produk juga memiliki penilaian dimata konsumen.

7. Physical evidence ( bukti fisik )
Physical evidence adalah perangkat – perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung penampilan suatu produk, sehingga memperlihatkan secara langsung kualitas produk serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

Dari pembahasan pentingnya marketing mix dalam berbisnis, dapat disimpulkan bahwa ke tujuh variabel yang ada pada marketing mix saling berhubungan, sehingga harus ada koordinasi yang baik dengan berbagai divisi yang ada pada suatu perusahaan untuk menghasilkan konsep pemasaran yang tepat. Salam sukses.

Sumber :
http://bisnisukm.com/pentingnya-marketing-mix-dalam-berbisnis.html


Read more...

Saturday, November 9, 2013

Panduan Wirausaha: 7 Langkah Mudah Mengurus CV

UNTUK MEMPERKUAT LANDASAN HUKUM atas usaha yang dijalankan, sebaiknya kita memiliki badan usaha resmi. Commanditaire Venootcshap atau CV (Perseroan Komanditer) berbeda dengan Perseroan Terbatas. CV berbentuk badan usaha, sedangkan PT berbentuk badan hukum.

“Tempat pengurusannya berbeda. Pembuatan PT dilakukan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dephumham), sedangkan pengurusan CV cukup di pengadilan negeri,” ucap Ivone, konsultan pengurusan CV dan PT, dari CV Tamasolusi.

Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan pendirinya. Sedangkan CV, kekayaan pendirinya tidak bisa dipisahkan dari kekayaan CV. PT mensyaratkan modal minimal sebesar Rp 50 juta yang harus disetor ke kas perseroan. Sedangkan CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. UKM banyak menggunakan CV untuk menjalankan roda usahanya.

Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:
1. AKTA PENDIRIAN CV
Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris.
Persyaratannya:
• Menyertakan fotokopi KTP pendirinya.
• Prosesnya 1-2 hari kerja.

2. SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN.
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan.
Persyaratan:
• Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
• Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan
• Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir.
• Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan.

3. MEMBUAT NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak.
Persyaratan:
• Lampiran bukti PPN (pajak pendapatan) atas sewa gedung
• Buktsi pelunasan PBB dan bukti kepemilikan atau bukti sewa / kontrak tempat usaha.
• Lama proses 2-3 hari kerja

4. SURAT PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (SP-PKP).
Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan.
Persyaratan:
• Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan bukti kepemilikan / sewa / kontrak tempat usaha.
• Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan.

5. MENDAFTAR KE PENGADILAN NEGERI (PN).
Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat.
Persyaratan:
• Melampirkam NPWP dan salinan akta pendirian CV
• Prosesnya 1 hari kerja.

6. MENGURUS SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP).
Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota / Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan Propinsi.
Persyaratannya:
• SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin Gangguan)
• Pas foto direktur / pimpinan perusahaan ukuran 3×4 (2 lcmbar) berwarna.
• Proses untuk SIUP besar 30 hari, sedangkan SIUP menengah dan kecil, 14 hari.

7. TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP).
Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota / Kabupaten domisili perusahaann. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya mendirikan CV bisa mcncapai Rp 3,5 juta.
Hasil yang kita dapatkan;
Akta pendirian CV
Surat Keterangan Domisili Perusahaan,
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak),
Pengesahan Pengadjlan,
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan
TDP(Tanda Daftar Perusahaan)

Sumber :
http://kampungwirausaha.com/panduan-wirausaha-7-langkah-mudah-mengurus-cv/


Read more...

Friday, November 8, 2013

Panduan Wirausaha: Berani Berpikir Keluar dari Cara Pikir Umum

Hampir semua kita menghabiskan minimal 12 tahun bersekolah. Apakah sekolah penting? Ya jelas penting.
Lalu, mengapa bersekolah? Untuk menuntut ilmu.

Mengapa jawaban bersekolah untuk menuntut ilmu itu benar? Karena sekolahan memberikan pelajaran kepada kita secara sistematis, secara bertahap. Mengapa harus sistematis? Agar kita pun mampu berpikir sesuai urutan sistem yang logis. Ya, secara sadar atau tidak, kita kini sangat menjadi logis, sistematis dan realistis dalam berpikir dan mengmabil tindakan. Itu hasil dari sekolah.

Cara berpikir sistematis dan logis inilah yang membedakan kita dengan orang-orang yang tidak pernah bersekolah. Tidak bisa disangkal, berpikir logis dan sistematis adalah baik. Namun bisa menjadi tidak baik jika kita keliru bertindak karena tradisi yang “harus” logis ini.

Karena pada kenyataannya, tidak semua kejadian dapat dijelaskan dengan pola pikir logis dan sistematis.

Bagaimana bisa cara berpikir seperti itu menjelaskan popularitas seorang “Norman Kamaru”, atau “Ayu Tingting” atau “Shinta dan Jojo?”

Bagaimana pula kita bisa menjelaskan bencana yang datang tiba-tiba secara tidak sistematis? Bagaimana pula kita bisa menjelaskan novel Laskar Pelangi bisa jadi demikian fenomenal, padahal Andrea Hirata, si penulisnya tidak pernah mengirimkan naskah itu ke penerbit?.

Krisis finansial pada tahun 2008 di Amerika dan 2010 di Eropa, memicu krisis global, membuktikan bahwa bisnis tidak dapat dianalisa “HANYA” dengan cara berpikir sistematis dan logis saja. Perusahaan-perusahaan besar yang begitu kuat secara finansial bertumbangan dengan mudahnya, sementara pada saat yang sama, pemilik warung-warung makan tetap saja dapat mencetak keuntungan. Padahal belum tentu otak pemilik warung “lebih” brillian dari para pimpinan perusahaan besar yang bangkrut itu. Mengapa???

Jawabannya adalah, ada kekeliruan bertindak akibat cara berpikir yang sangat logis dan sistematis itu. Untuk dapat mengantisipasi kekeliruan karena cara pikir ini, kita harus memahami bahwa:

Sebagai manusia, kita harus berubah setiap saat, kita harus berani dan mampu berpikir sesuatu yang tidak umum terjadi. Selalu berpikir dengan “cara umum” harus ditinggalkan.
Dengan cara yang sama tidak akan mampu memberi hasil yang berbeda. Lakukan hal berbeda jika ingin hasil yang berbeda.

Karena kita ingin sukses, maka kita harus berpikir bahwa kesuksesan akan dapat diraih jika pikiran kita dipenuhi oleh pikiran sukses, berpikir sukses di awal, bukan berpikir tentang kegagalan.

Berani Berpikir Keluar dari Cara Pikir Umum

Semua anak sekolahan cara berpikirnya sama. Mereka ‘harus’ mengerjakan soal dengan cara yang sama, dan jawabannya pun harus sama. Sebab, jika tidak sama, mereka akan salah, nilai jelek dan bisa tidak lulus. Nah, sekolah- sekali lagi- telah mengajarkan kepada kita cara berpikir sesuatu yang umum terjadi.

Memangnya, dengan pola pikir umum seperti ini, kita bisa mengubah dunia?? PASTI TIDAK!!!

Itulah sebabnya mayoritas karyawan yang berani memiliki usaha sampingan pun pasti bertindak secara umum menjadi pedagang biasa. Jarang ada yang bisa mempunyai bisnis besar yang menjadikannya raja kecil di kerajaan bisnis yang dia bangun. Jarang sekali. Mengapa demikian? Sebab cara berpikirnya masih umum, logis dan sistematis. Cermatilah, usaha sampingan karyawan yang paling umum adalah: warung kelontong, warung makan, agen voucher dan sejenisnya.

Ini menjadikan kita tidak kompetitif!

Bayangkan, melihat ada tetangga yang buka cunter pulsa laris, kita pun ikut-ikutan buka counter pulsa. Melihat tetangga sukses buka warung makan laris,kitapun ikut berpikir untukbuka hal yang sama dengan pertimbangan “PASAR yang sudah terbentuk”. Benarkah selalu demikian? Mengapa tidak berpikir menjadi suplier telur, atau hal lain untuk mensuplai warung miliktetangga kita? Kan ini lebih asik, dan tidak perlu harus bersaing dengan tetangga kita yang telah mapan duluan?

Bisnis, harus berpikir berbeda. Berani berpikir diluar kebiasaan umum. Hasilkanlah produk yang menjadi pembeda.

Contoh paling umum, seandainya saja dulu Wrigth bersaudara tidak berpikir bahwa kita bisa terbang bagai burung, mungkin kita tidak akan menyaksikan bahwa jarak menjadi dekat dengan pesawat terbang. Seperti yang semua kita ketahui, Wrigth bersaudara adalah pemilik pabrik SEPEDA. Jika mereka hanya berpikir umum, hanya memikirkan sepedanya, ya kita tidak melihat ada pesawat terbang.
(sumber ; kampung wirausaha)


Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP