13 Penyebab Kegagalan Usaha
Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berwirausaha. Statistik membuktikan hampir 50% wirausaha pemula mengalami kegagalan, terutama di lima tahun pertama memutar roda usaha.Namun demikian kegagalan bisa menjadi tonggak awal menuju sukses. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan dan lebih mapan pengalaman.
Banyak perusahaan semakin maju setelah didera masalah. Garuda Indonesia contohnya. Di era 2007-an, maskapai penerbangan yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia ini sempat dilarang terbang di wilayah Uni Eropa selama dua tahun karena tingginya angka kecelakaan. Namun larangan tersebut justru memecut Garuda Indonesia untuk terus berbenah hingga akhirnya sukses menyabet penghargaan tertinggi sebagai The Best International Airline.
Garuda Indonesia hanyalah satu dari sekian banyak perusahaan yang berhasil terbang tinggi setelah terjatuh. Meskipun demikian, apakah kita harus selalu mengandalkan kegagalan untuk belajar? Mungkinkah menghindari kegagalan? Jalan termudah untuk menghindari kegagalan adalah dengan cara mengenali kegagalan itu sendiri. Berikut 13 faktor yang kerap menjadi penyebab kegagalan dalam merintis usaha.
1. Tidak Memiliki Visi
Usaha yang dijalankan tanpa tujuan merupakan penyebab terbesar kegagalan. Oleh karenanya, menentukan suatu tujuan, baik untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, adalah hal yang sangat penting dilakukan. Terlebih jika dalam menjalankan usaha, kita bekerjasama dengan satu atau beberapa rekan usaha. Menyamakan visi diawal usaha adalah suatu keharusan.
2. Lemahnya Perencanaan
Yang penting jalan dulu deh! Tapi, mau lewat mana? Pake apa? Perlu uang berapa? Disinilah pentingnya peran perencanaan. Perencanaan tidak harus rumit, tidak perlu seperti rencana perusahaan besar. Yang terpenting, bisa dijadikan pedoman untuk mencapai target. Ingat, jika gagal membuat rencana, sebenarnya kita sedang merencanakan sebuah kegagalan.
3. Terlalu Percaya Diri
Tidak semua ide besar akan booming di pasar. Sebelum ditawarkan ke konsumen, akan lebih ‘aman’ jika ide itu diuji dulu kelayakannya melalui sebuah riset atau cukup melakukan jajak pendapat sederhana kepada teman, keluarga, atau tetangga. Biarkan mereka menjawab dengan jujur dan menilai ide yang kita miliki.
4. Miskin Komitmen
Ide yang bernilai milyaran akan menjadi sia-sia jika tidak diimbangi dengan komitmen yang kuat. Banyak wirausaha yang sudah memulai usaha namun tidak memiliki waktu untuk mengelola perusahaan. Imbasnya, usaha mengalami stagnan, sulit berkembang dan akhirnya gagal. Hati-hati juga dengan keberhasilan. Seringkali keberhasilan membuat kita hanyut dalam euforia hingga melupakan komitmen.
5. Keterbatasan Dana
Salah satu penyebab kegagalan ditahun-tahun awal usaha adalah minimnya dana operasional. Seorang pemilik perusahaan, walaupun kecil, harusnya bisa menghitung berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk memutar roda usaha selama belum menghasilkan. Siasati kondisi ini dengan struktur manajemen yang ramping, mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi finansial yang berorientasi mendorong keuntungan.
6. Minimnya Kemampuan Manajerial
Banyak cerita kegagalan yang berakar dari minimnya pengalaman dan keterampilan manajerial seperti tidak mampu membuat perencanaan, salah mengelola keuangan, kurang jeli melihat pergerakan pasar, atau gagal memotivasi karyawan. Untuk mengejar ketinggalan ini, tak ada salahnya mengais ilmu dari berbagai seminar dan pelatihan manajemen. Bertukar pikiran dengan teman yang lebih dulu terjun ke dunia usaha juga dapat dilakukan untuk mendongkrak kemampuan majerial.
7. Strategi Harga Kurang Tepat
Harga merupakan kebijakan penting yang mempengaruhi tingkat penjualan. Salah menetapkan harga bisa berakibat fatal pada kelangsungan usaha. Alih-alih meraup untung banyak, justru sulit mendapatkan pembeli karena harga terlalu tinggi. Begitu pun sebaliknya, jika dipatok terlalu murah, target keuntungan semakin sulit dipenuhi.
8. Meremehkan Pesaing
Kelengahan adalah akses menuju kehancuran. Tengok saja apa yang dialami RIM dengan BlackBerry-nya. Pada 2007, RIM yang saat itu menguasai pasar telepon pintar dengan 9 juta pelanggan di seluruh dunia mengumbar keyakinan bahwa pasar BlackBerry tak akan terkikis oleh kehadiran telepon pintar keluaran Apple. RIM sangat yakin pada salah satu fitur andalan BlackBerry, BBM. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Pangsa pasar telepon pintar yang awalnya dikuasai BlackBerry justru diambil alih oleh iPhone (23%) dan Android (59%). Sedangkan pengguna BlackBerry menyusut drastis hingga tersisa hanya 6% saja.
9. Kurang Promosi
Tak kenal maka tak sayang. Sebaik apapun produk yang kita miliki, akan mubadzir jika tak dikenali konsumen. Promosi adalah keharusan, apalagi jika usaha yang kita lakukan beroperasi di lokasi yang kurang strategis seperti di rumah. Promosi sangat diperlukan bukan hanya untuk membangun awareness dan meningkatkan penjualan saja, namun juga penting untuk melindungi produk dari gempuran pesaing.
10. Rendahnya Mutu Pelayanan
Salah satu kesalahan umum yang sering tejadi adalah terlalu bersemangat mendapatkan pembeli namun kurang memperhatikan mutu pelayanan. Pada gilirannya, pelanggan akan pergi karena kecewa. Kondisi ini sangat berkaitan dengan manajemen pemasaran. Menjaring dan merawat pelanggan harus berjalan seiringan.
11. SDM Bersifat Kekeluargaan
Tidak seharusnya mempekerjakan karyawan atas dasar hubungan keluarga. Cepat lambatnya perputaran roda usaha sangat tergantung dari kualitas SDM yang dimiliki. Sebelum merekrut karyawan, tentukan kriteria SDM yang dibutuhkan. Pastikan mereka yang dipilih hanyalah orang-orang yang kompeten di bidangnya.
12. Arogansi Pemilik Terhadap Keuangan Perusahaan
Nah ini dia! Banyak usaha yang sulit berkembang dan berakhir tragis karena pemiliknya mempunyai hak ‘suka-suka’ atas keuangan perusahaan. Sifat arogansi seperti ini adalah ancaman serius bagi masa depan perusahaan. Saat kepentingan pribadi ‘menuntut’ lebih, jangan pernah sekalipun melirik ‘kantong’ perusahaan. Lindungi perusahaan dari ambisi pribadi dengan menentukan penghasilan untuk diri sendiri, bisa berupa gaji tetap, atau dihitung atas dasar komisi dari omset usaha.
13. Menyerah Terlalu Dini Gagal itu biasa. Cepat bangkit setelah jatuh adalah luar biasa. Jangan menyerah! Apakah kita bisa mewujudkan mimpi jika menyerah hari ini? Ayo bangun dan teruslah melangkah. Optimis. Saya harus bisa, harus bisa, bisa!
“Merayakan kesuksesan itu baik, namun belajar dari kegagalan adalah jauh lebih penting” (Bill Gates)
Sumber :
http://b-entrepreneur.sitekno.com/article/109928/13-penyebab-kegagalan-usaha.html
Banyak perusahaan semakin maju setelah didera masalah. Garuda Indonesia contohnya. Di era 2007-an, maskapai penerbangan yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia ini sempat dilarang terbang di wilayah Uni Eropa selama dua tahun karena tingginya angka kecelakaan. Namun larangan tersebut justru memecut Garuda Indonesia untuk terus berbenah hingga akhirnya sukses menyabet penghargaan tertinggi sebagai The Best International Airline.
Garuda Indonesia hanyalah satu dari sekian banyak perusahaan yang berhasil terbang tinggi setelah terjatuh. Meskipun demikian, apakah kita harus selalu mengandalkan kegagalan untuk belajar? Mungkinkah menghindari kegagalan? Jalan termudah untuk menghindari kegagalan adalah dengan cara mengenali kegagalan itu sendiri. Berikut 13 faktor yang kerap menjadi penyebab kegagalan dalam merintis usaha.
1. Tidak Memiliki Visi
Usaha yang dijalankan tanpa tujuan merupakan penyebab terbesar kegagalan. Oleh karenanya, menentukan suatu tujuan, baik untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, adalah hal yang sangat penting dilakukan. Terlebih jika dalam menjalankan usaha, kita bekerjasama dengan satu atau beberapa rekan usaha. Menyamakan visi diawal usaha adalah suatu keharusan.
2. Lemahnya Perencanaan
Yang penting jalan dulu deh! Tapi, mau lewat mana? Pake apa? Perlu uang berapa? Disinilah pentingnya peran perencanaan. Perencanaan tidak harus rumit, tidak perlu seperti rencana perusahaan besar. Yang terpenting, bisa dijadikan pedoman untuk mencapai target. Ingat, jika gagal membuat rencana, sebenarnya kita sedang merencanakan sebuah kegagalan.
3. Terlalu Percaya Diri
Tidak semua ide besar akan booming di pasar. Sebelum ditawarkan ke konsumen, akan lebih ‘aman’ jika ide itu diuji dulu kelayakannya melalui sebuah riset atau cukup melakukan jajak pendapat sederhana kepada teman, keluarga, atau tetangga. Biarkan mereka menjawab dengan jujur dan menilai ide yang kita miliki.
4. Miskin Komitmen
Ide yang bernilai milyaran akan menjadi sia-sia jika tidak diimbangi dengan komitmen yang kuat. Banyak wirausaha yang sudah memulai usaha namun tidak memiliki waktu untuk mengelola perusahaan. Imbasnya, usaha mengalami stagnan, sulit berkembang dan akhirnya gagal. Hati-hati juga dengan keberhasilan. Seringkali keberhasilan membuat kita hanyut dalam euforia hingga melupakan komitmen.
5. Keterbatasan Dana
Salah satu penyebab kegagalan ditahun-tahun awal usaha adalah minimnya dana operasional. Seorang pemilik perusahaan, walaupun kecil, harusnya bisa menghitung berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk memutar roda usaha selama belum menghasilkan. Siasati kondisi ini dengan struktur manajemen yang ramping, mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi finansial yang berorientasi mendorong keuntungan.
6. Minimnya Kemampuan Manajerial
Banyak cerita kegagalan yang berakar dari minimnya pengalaman dan keterampilan manajerial seperti tidak mampu membuat perencanaan, salah mengelola keuangan, kurang jeli melihat pergerakan pasar, atau gagal memotivasi karyawan. Untuk mengejar ketinggalan ini, tak ada salahnya mengais ilmu dari berbagai seminar dan pelatihan manajemen. Bertukar pikiran dengan teman yang lebih dulu terjun ke dunia usaha juga dapat dilakukan untuk mendongkrak kemampuan majerial.
7. Strategi Harga Kurang Tepat
Harga merupakan kebijakan penting yang mempengaruhi tingkat penjualan. Salah menetapkan harga bisa berakibat fatal pada kelangsungan usaha. Alih-alih meraup untung banyak, justru sulit mendapatkan pembeli karena harga terlalu tinggi. Begitu pun sebaliknya, jika dipatok terlalu murah, target keuntungan semakin sulit dipenuhi.
8. Meremehkan Pesaing
Kelengahan adalah akses menuju kehancuran. Tengok saja apa yang dialami RIM dengan BlackBerry-nya. Pada 2007, RIM yang saat itu menguasai pasar telepon pintar dengan 9 juta pelanggan di seluruh dunia mengumbar keyakinan bahwa pasar BlackBerry tak akan terkikis oleh kehadiran telepon pintar keluaran Apple. RIM sangat yakin pada salah satu fitur andalan BlackBerry, BBM. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Pangsa pasar telepon pintar yang awalnya dikuasai BlackBerry justru diambil alih oleh iPhone (23%) dan Android (59%). Sedangkan pengguna BlackBerry menyusut drastis hingga tersisa hanya 6% saja.
9. Kurang Promosi
Tak kenal maka tak sayang. Sebaik apapun produk yang kita miliki, akan mubadzir jika tak dikenali konsumen. Promosi adalah keharusan, apalagi jika usaha yang kita lakukan beroperasi di lokasi yang kurang strategis seperti di rumah. Promosi sangat diperlukan bukan hanya untuk membangun awareness dan meningkatkan penjualan saja, namun juga penting untuk melindungi produk dari gempuran pesaing.
10. Rendahnya Mutu Pelayanan
Salah satu kesalahan umum yang sering tejadi adalah terlalu bersemangat mendapatkan pembeli namun kurang memperhatikan mutu pelayanan. Pada gilirannya, pelanggan akan pergi karena kecewa. Kondisi ini sangat berkaitan dengan manajemen pemasaran. Menjaring dan merawat pelanggan harus berjalan seiringan.
11. SDM Bersifat Kekeluargaan
Tidak seharusnya mempekerjakan karyawan atas dasar hubungan keluarga. Cepat lambatnya perputaran roda usaha sangat tergantung dari kualitas SDM yang dimiliki. Sebelum merekrut karyawan, tentukan kriteria SDM yang dibutuhkan. Pastikan mereka yang dipilih hanyalah orang-orang yang kompeten di bidangnya.
12. Arogansi Pemilik Terhadap Keuangan Perusahaan
Nah ini dia! Banyak usaha yang sulit berkembang dan berakhir tragis karena pemiliknya mempunyai hak ‘suka-suka’ atas keuangan perusahaan. Sifat arogansi seperti ini adalah ancaman serius bagi masa depan perusahaan. Saat kepentingan pribadi ‘menuntut’ lebih, jangan pernah sekalipun melirik ‘kantong’ perusahaan. Lindungi perusahaan dari ambisi pribadi dengan menentukan penghasilan untuk diri sendiri, bisa berupa gaji tetap, atau dihitung atas dasar komisi dari omset usaha.
13. Menyerah Terlalu Dini Gagal itu biasa. Cepat bangkit setelah jatuh adalah luar biasa. Jangan menyerah! Apakah kita bisa mewujudkan mimpi jika menyerah hari ini? Ayo bangun dan teruslah melangkah. Optimis. Saya harus bisa, harus bisa, bisa!
“Merayakan kesuksesan itu baik, namun belajar dari kegagalan adalah jauh lebih penting” (Bill Gates)
Sumber :
http://b-entrepreneur.sitekno.com/article/109928/13-penyebab-kegagalan-usaha.html
0 comments:
Post a Comment