Peluang Usaha Eceng Gondok
Eceng Gondok yang mempunyai nama Latin Eichhornia Crassipes ini adalah gulma bagi perairan, biasanya Waduk, Rawa dan Situ. Eceng gondok dengan cepat berkembang di tempat yang perairannya terkena limbah karena bisa mengikat logam berat dalam air seperti besi, seng, tembaga, serta raksa. Karena perkembangannya sangat pesat, jika didiamkan, eceng gondok dapat menyebabkan perairan menjadi dangkal karena sedimentasi. Meskipun demikian, Eceng Gondok dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Peluang Usaha Eceng Gondok dapat di buat seperti produk berikut ini.
1. Sebagai Bahan Kerajinan Tangan - Handcraft
Eceng gondok dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan eceng gondok yang cantik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Nilai jual sebuah tas cantik dari Eceng Gondok misalnya, biasa di hargai antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000. Bahkan di beberapa gerai bisa mencapai Rp 80.000, tentu saja dengan kreativitas dan kualitas yang tinggi. Eceng Gondok juga bisa di jadikan furniture sebagai pengganti rotan, harganya tentu saja lebih tinggi. Yaitu bisa mencapai Rp 5.000.000 hingga Rp 15.000.000 per set, pasar eksport-pun juga masih terbuka luas.
Tapi pembuatan kerajinan tangan Eceng Gondok butuh proses yang agak lama, berikut langkah langkahnya.
1) Pisahkan pangkal tangkai eceng gondok, setelah itu keringkan sekitar dua minggu.
2) Sesudah eceng gondok kering, bentuk kepangan kepangan panjang.
3) Eceng gondok pun sudah siap dianyam menjadi barang kerajinan tangan yang diinginkan, mulai dari tas cantik, pot bunga, tempat pensil, tempat sampah, kotak tisu, topi anyaman , perlengkapan dapur, sampai furniture.
4) Agar lebih meningkatkan daya tarik, hasil anyaman dapat dicat dan dipernis. Kreativitas anda dalam membuat desain sangat di perlukan agar hasil kerajinan tangan yang dihasilkan dapat menarik dan berkualitas serta memiliki nilai jual yang tinggi.
2. Sebagai Pakan Hewan Ternak
Bila Eceng gondok digunakan sebagai pakan ternak, eceng gondok mesti diolah terlebih dahulu sebab memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Salah satunya diolah terlebih dahulu melalui teknik fermentasi. Dalam proses ini, eceng gondok diolah menjadi tepung, kemudian difermentasi secara padat dengan bantuan campuran mineral serta mikroba Trichoderma harzianum yang dilakukan selama empat hari dalam suhu ruang.
Teknik fermentasi ini dapat meningkatkan nilai gizi yang terdapat didalam eceng gondok. Protein kasar meningkat sebesar 61,81 % (6,31 ke 10,21 persen) serta serat kasar turun hingga 18 % (dari 26,61 ke 21,82 persen). Bila diberikan kepada ayam, eceng gondok hasil fermentasi ini tidak menyebabkan pengaruh yang berbeda secara nyata terhadap konsumsi, konversi pakan, bobot hidup, lemak abdomen, persentase karkas, serta bobot organ pencernaan, walau terdapat kecenderungan penurunan nilai gizi pada peningkatan produk fermentasi eceng gondok. Karena itu, eceng gondok hasil fermentasi bisa dicampurkan hingga 15 % didalam pakan ayam pedaging.
3. Sebagai Bahan Pembuatan Biogas
Eceng gondok ternyata juga dapat dijadikan bahan baku bagi pembuatan biogas. Proses pembuatannya pun sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apa pun, tak seperti biogas dari kotoran makhluk hidup. Yang harus dipersiapkan yaitu drum bekas yang sudah dimodifikasi. Selain itu, kita juga butuh pipa pengalir serta kantong plastik atau drum guna menampung gas hasil dari eceng gondok yang telah dibusukkan. Berikut ini langkah langkahnya.
1) Eceng gondok basah dicacah kecil kurang lebih 1 cm, kemudian dimasukkan ke dalam drum modifikasi, serta ditambah air. Dengan perbandingan 1 : 1.
2) Sesudah dianggap cukup, diamkan selama seminggu. Kemudian, buka keran yang ada di atas drum modifikasi guna mengeluarkan oksigen.
3) Untuk melakukan test apakah ada gas atau tidak, nyalakan korek api di dekat keran. Bila menyala, segera salurkan gas tersebut ke plastik atau drum tempat menampung gas. Dari tempat menampung inilah gas bisa disalurkan ke kompor. Kita dapat menggunakannya untuk memasak dan keperluan lain.
4) Agar menambah kekuatan semburan gas, letakkan batu besar di atas penampung gas untuk menekannya. Banyaknya gas bergantung pada seberapa banyak jumlah eceng gondok yang kita masukkan. Sebagai gambaran, eceng gondok seberat 200 kg bisa menghasilkan biogas yang cukup bagi keperluan seminggu dengan pemakaian 1,5 jam / hari. Selain lebih irit ongkos, biogas dari eceng gondok juga aman dari kemungkinan kebocoran gas.
4. Sebagai Bahan Baku Pembuatan Briket
Berikut ini cara pembuatan briket dari eceng gondok.
1) Cincang eceng gondok seukuran ujung ruas jari, kemudian jemur selama 3 hari sampai kering. Bila cuaca mendung, proses penjemuran dapat memakan waktu sampai 5 hari.
2) Campurkan cincangan eceng gondok kering dengan cairan kanji sebagai pengikat. Perbandingannya 80 : 20. Larutan kanji ini berfungsi untuk merekatkan partikel - partikel dalam bahan baku sehingga briket yang didapat cukup padat.
3) Cairan kanji yang di gunakan sebagai pengikat berbahan dasar organik menghasilkan abu yang lebih sedikit saat briket di bakar atau di gunakan dan umumnya merupakan bahan perekat yang efektif. Mencampurnya hendaknya dilakukan saat kanji masih berupa tepung supaya tidak menggumpal. Kanji ditaburkan di atas cacahan terlebih dahulu, baru kemudian diberi air hingga kental.
4) Setelah itu campuran ini dibentuk bulat seukuran bakso dengan cara meremas - remas menggunakan telapak tangan. dapat juga menggunakan alat pres briket. Sesudah berbentuk bulatan, bahan briket dikeringkan lagi menggunakan cara dijemur sinar matahari selama tiga hari.
5) Tahap akhir adalah karbonisasi. Karbonisasi adalah suatu proses yang penting pada pembuatan briket eceng gondok supaya didapat struktur rantai karbon yang lebih panjang. Semakin panjang rantai karbon, hasil pembakaran yang didapat lebih sempurna atau lebih panas serta bersih. Pada proses pembakaran atau, kompor kaleng harus dalam keadaan tertutup. Pada bagian atas diberi lubang dengan diameter sekitar 4 cm, sebagai jalan masuk oksigen yangmerupakan syarat terjadinya pembakaran. Pada kondisi kaleng yang hampir tertutup ini, akan terjadi akumulasi asap pembakaran yang bisa meningkatkan kadar karbon briket. Sesudah melewati tahap karbonisasi, briket eceng gondok siap digunakan.
Selain menggunakan tungku atau kompor kaleng, briket eceng gondok ini juga dapat digunakan menggunakan tungku tanah liat. Tapi terdapat kelemahan, abu sisa pembakaran mudah beterbangan serta terhirup ke pernapasan. Solusinya, masyarakat agar menggunakan kompor briket dengan memanfaatkan kaleng bekas cat tembok.
Cara pembuatannya sederhana, 2 kaleng cat tembok bekas direkatkan bertumpuk. Pada kaleng bagian bawah dibagi dua dengan penyekat berlubang - lubang. Penyekatan kaleng bagian bawah dimaksudkan guna meletakkan briket di bagian atasnya, serta sisa abu pembakaran bisa ditampung di dasar melalui sekat berlubang. Sedangkan pada kaleng bagian atas digunakan untuk menyangga panci atau kuali.
Anda dapat menggunakan Eceng gondok sebagai salah satu peluang usaha eceng gondok seperti di jelaskan di atas, fokuslah terhadap salah satu jenis usaha eceng gondok terlebih dahulu, bila sudah cukup sukses baru bisa menggunakan eceng gondok sebagai usaha lainnya.
Sumber Refferrensi:
Penelitian Cita Indah, mahasiswi Jurusan Teknik Kimia ITS
http://ukmkecil.com/peluang-usaha/peluang-usaha-eceng-gondok
0 comments:
Post a Comment