Peluang Usaha Kerajinan Tepung
epung tak hanya enak dibuat kue atau penganan, tapi juga bisa untuk membuat aneka kerajinan unik, seperti pigura, kotak pensil, hingga lukisan. Salah satu kelebihan yang dijual oleh perajin aneka kerajinan berbahan tepung adalah keamanan bagi kesehatan. Lewat pemasaran online, produsen kerajinan mampu mengantongi omzet yang lezat.
Aneka kerajinan punya daya magnet yang luar biasa, baik dari sisi konsumen dan pebisnisnya. Bak musim yang silih berganti, aneka kerajinan muncul di pasar. Sebagian mampu menciptakan pasar, namun tak sedikit pula yang kemudian tenggelam.
Kondisi itu tak menghentikan bagi perajin untuk terus menjajal minat konsumen di pasar. Berbagai inovasi mulai dari jenis, bentuk, bahan baku, hingga kemasan terus perajin lakukan.
Anita Reta termasuk yang terus berusaha masuk ke pasar dengan aneka produk kerajinannya. Perajin asal Jakarta ini berinovasi dengan menggunakan tepung maizena sebagai bahan baku produk kerajinan seperti gantungan kunci, hiasan dinding, hingga pernak-pernik hantaran perkawinan.
Memulai usaha sejak tahun 2007, Anita menjual produknya mulai harga Rp 5.000 hingga Rp 150.000 untuk aneka pernak-pernik buatannya. Harga termurah untuk gantungan kunci yang dijual Rp 5.000 per biji, kotak pensil Rp 10.000 hingga Rp 15.000, dan termahal untuk hiasan dinding yang dia jual dengan harga Rp 150.000.
Dari berbagai item jualannya, Anita mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 12 juta saban bulan. Dari situ, margin yang didapat sekitar 20% hingga 30% saja.
Toh Anita gembira lantaran permintaan aneka kerajinan berbahan baku tepung terus mengalami grafik kenaikan. Ia memberikan gambaran, sejak awal tahun, permintaan aneka kerajinan naik 20% tiap bulannya. Peminatnya dari berbagai kalangan. “Mulai dari perusahaan event organizer, hotel, hingga sekolah,” ujarnya.
Kenaikan permintaan terjadi lantaran makin banyak orang yang mengetahui aneka kerajinan berbahan baku tepung maizena. Kemajuan teknologi, utamanya internet, turut memudahkan pemasaran. Lewat pemasaranonline, pelanggan Anita tersebar. Tak hanya dari Jabodetabek, pelanggan juga datang dari wilayah Jawa Tengah.
Sebelum memakai tepung, aneka kerajinan yang mendominasi banyak menggunakan bahan baku lilin atauclay yang mengandung unsur racun berbahaya. “Itu pula yang menginspirasi saya untuk membuat kerajinan dengan bahan baku yang aman,” ujar Anita.
Selain ramah lingkungan, aneka kerajinan bikinannya juga aman untuk mainan anak-anak. Untuk model, Anita mengaku tak pusing karena ia bisa mendapatkan dari aneka mainan dari clay.
Pemain lain yang juga melakukan inovasi dalam bahan baku adalah Henny Widajaja. Mengusung label Corn Craft, ia mulai memproduksi tempat lilin dan lukisan berbahan tepung sejak tiga tahun yang lalu.
Aneka lukisan dua dimensi dengan desain tradisional seperti ondel-ondel, ronggeng, dan tokoh-tokoh pewayangan jualannya itu mampu mencetak omzet Rp 8 juta tiap bulan. Berdasarkan pantauannya, pelanggan di sekitar wilayah Jabodetabek menyukai lukisan ondel-ondel yang dijualnya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 125.000, tergantung ukuran.
Seperti juga Henny yang juga menerima pesanan, Anita pun memberikan layanan tersebut kepada konsumennya. Menurut Henny, proses pembuatan aneka kerajinan berbahan baku tepung ini sederhana.
Selain tepung, bahan baku yang dibutuhkan adalah lem, minyak, dan air. “Semua bahan dicampur dan diuleni hingga jadi adonan yang siap dibentuk apa saja,” ujarnya. Jika model sudah didapat, kerajinan tinggal dikeringkan dengan penjemuran dengan sinar matahari. Meski tampak mudah, yang sangat penting dari proses pembuatan aneka kerajinan adalah ide dan kreativitas.
Sumber : http://joglohandycraft.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment