Saturday, September 18, 2010

6 Kalimat yang Harus Dihindari dalam Menulis Sales Penjualan Di Website

Menulis Sales letter (surat penawaran penjualan/copywriting) merupakan pekerjaan yang sulit bagi kebanyakan orang. Setiap orang yang berniat menulis lamaran, artikel, teks iklan dan bahkan surat cinta, ingin tulisannya tersebut menarik dan enak dibaca. Banyak orang menganggap, keahlian seorang copywriting didapat dari bakat seseorang. Tidak salah, namun apa salahnya kalau keahlian copywriting dapat dipelajari. Keinginan setiap orang agar hasil dari copywriting yang dibuatnya menarik dan enak dibaca, tentu bukan keinginan khayal yang tidak dapat dipenuhi. Dengan sedikit tips dan trik, setiap orang mampu mendapat hasil copywriting seperti yang diharapkan.
Di bawah ini 6 kalimat yang harus dihindari dalam copywriting, agar memikat hati pembacanya.

1. Hindari kalimat cari aman
Kalimat seperti, “Di tahun 2010, hampir semua lulusan SMA mengerti internet”, sering ditemukan dalam hasil copywriting.
Kata “hampir semua” dalam kalimat tersebut terkesan cari aman. Kata tersebut menggambarkan penulis sendiri meragukan validitas data yang dimilikinya. Bandingkan apabila kalimat tersebut dirubah menjadi, “Di tahun 2010, lulusan SMA mengerti internet.”

2. Hindari kalimat pasif
Kalimat pasif dalam copywriting, seperti “Garansi seumur hidup akan diberikan oleh kami” sesungguhnya membuang-buang kata tanpa tambahan informasi yang berarti.
Bukankah lebih baik untuk menulis, “Kami berikan garansi seumur hidup.”
Kalimatnya lebih tajam dan efektif.

3. Hindari kalimat bertele-tele
Banyak hasil copywriting yang tidak enak dibaca karena kalimatnya bertele-tele, tidak to-the-point.
Padahal copywriting diharapkan menarik hati pembacanya. Jadi untuk apa membuat copywriting berjumlah halaman tebal, namun tidak enak dibaca.
Copywriting yang baik lebih mementingkan isi dan hasil, dibanding kulit dan kuantitas.
Copywriting yang baik difokuskan pada bagaimana caranya agar pembaca segera memberikan reaksi. Jadi apabila kalimatnya bertele-tele, kapan pembaca akan bereaksi?

4. Hindari panjang kalimat yang berlebihan
Kalimat pendek dalam copywriting lebih enak dibaca. Selain itu lebih mudah dicerna.
Kalimat copywriting yang mencantumkan keterangan di tengahnya, selalu panjang.
Perhatikan contoh berikut, “Thomas Alfa Edison–yang mana merupakan penemu lampu bohlam–meninggal dunia tahun 1884.
Argumen atau keterangan tidak perlu disisipkan di tengah kalimat.
Lebih baik menggunakan kalimat, “Thomas Alfa Edison adalah penemu lampu bohlam.”
Kalimat berikutnya, “Beliau meninggal dunia tahun 1884.” Lebih enak dibaca dan mudah dicerna.

5. Hindari kalimat terlalu formal
Copywriting yang paling enak dibaca adalah yang membuat pembacanya akrab.
Kalimat formal yang kaku harus dihindari dalam copywriting. Pergunakan kalimat informal, yang mengajak pembacanya lebih dekat dan akrab. Bubuhkan canda apabila diperlukan. Pergunakan kalimat seperti anda sedang berbicara dengan pembaca.
Penggunaan kalimat informal sering dianggap tidak professional. Namun harus diingat, dalam apa kalimat tersebut dipergunakan.
Apakah hasil copywriting digunakan untuk surat penawaran merger perusahaan, atau surat perjanjian notaris?
Apabila bukan, apa salahnya kalau kita gunakan kalimat informal. Toh hasil copywriting ditujukan untuk mendekatkan diri dengan pembacanya.

6. Hindari kalimat petikan
Copywriting yang baik adalah yang menggunakan kalimat sendiri. Aspek unik dan orisinil akan memberikan nilai lebih bagi hasil copywriting.
Kalimat, apalagi yang telah menjadi trademark orang lain, tidak dibutuhkan dalam copywriting. Selama hasil copywriting valid dan enak dibaca, apa gunanya mencantumkan petikan. Bobot copywriting bukan pada banyaknya petikan, namun pada banyaknya poin yang dapat dicerna pembacanya.
Sebagai contoh, kita mengerjakan copywriting berupa e-mail iklan yang berisi testimoni konsumen mengenai suatu produk. Apakah kita harus menyertakan puluhan testimoni dalam e-mail tersebut?
Yang menjadi tujuan e-mail iklan tersebut adalah mengundang reaksi pembacanya. Puluhan petikan testimoni hanya akan membuat tertegun pembacanya. Responnya? Diragukan!
Sekali lagi, bobot hasil copywriting bukan pada jumlah petikan yang dimilikinya. Akan lebih berbobot apabila kita lebih memperhatikan bagaimana cara menulis petikan agar menjadi menarik.

Silahkan di coba ya tips diatas, sukses untuk Anda

Sumber: http://kayadaribisnisinternet.com/rahasia-menulis-sales-penjualan-di-website/

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP